Saturday, March 16, 2013

Cara menyembuhkan radang otak

Radang Otak Bisa Disembuhkan Asal...

Artis cantik Ashanty yang juga istri penyanyi Anang Hermansyah didiagnosa menderita radang selaput otak (meningitis). Jika mendengar nama penyakit ini memang agak menakutkan. Padahal, penyakit yang disebabkan bakteri itu bisa disembuhkan asal segera diobati dengan benar.

Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan meningitis adalah terjadinya peradangan di selaput-selaput otak yang disebut meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti kanker. Juga karena luka fisik atau obat-obatan tertentu.

Meningitis yang disebabkan oleh bakteri lebih berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini adalah pneumokokus yang bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak-anak. Bakteri pneumokokus memang bisa hidup dan diam di tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.

Dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dr. Boy Zaghlul Zaini mengatakan, meningitis adalah radang pada selaput otak. Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah kondisi daya tahan tubuh yang tidak baik. Kemudian kuman masuk aliran darah, berlanjut ke selaput otak. Bila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksi, maka disebut meningitis.

’’Serangan meningitis ini disebabkan bakteri dan virus, dan terkadang gejalanya susah dikenali,” katanya. Boy mengatakan, bakteri yang menyebabkan radang otak ini adalah bakteri spesifik seperti kuman TBC serta dapat juga oleh bakteri nonspesifik seperti kuman pneumococcus dan hemophilius influenza.

Infeksi ini umumnya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Orang dewasa juga sangat mungkin terkena penyakit ini. Biasanya disertai melemahnya imun. Radang otak sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bisa menular. Di mana, kuman penyebab gangguan ini bisa berpindah dari satu orang ke lainnya.

’’Kuman masuk melalui pembuluh darah sampai selaput otak. Biasanya merupakan komplikasi penyakit lain. Sebagai contoh TBC,” kata Boy yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bandarlampung ini.

Ada beberapa kasus meningitis yang diawali pemencetan jerawat dan pencabutan bulu hidung. Boy mengatakan, bukan jerawat atau pencabutan bulu hidung yang menyebabkan radang otak. Namun karena kuman dari infeksi yang disebabkan jerawat yang dicongkel-congkel atau pencabutan bulu hidung itu sendiri.

’’Muka adalah daerah yang sangat rawan untuk otak. Seperti jerawat yang ada di dahi, kita congkel-congkel, lalu terjadi infeksi. Kuman akan masuk pembuluh darah dan sampai di pembuluh darah otak. Karena letak pembuluh darah di dahi yang dekat dengan otak,” papar Boy.

Gejala klinis dari meningitis ini dapat berupa panas tinggi, muntah-muntah hebat, nafsu makan menurun, kejang, leher kaku, kesadaran menurun, sampai koma. ’’Leher kaku atau kaku kuduk ini merupakan ciri khas dari radang otak, yang menyebabkan leher tidak dapat ditekuk,” kata Boy.

Radang otak ini perlu segera ditangani untuk mencegah kerusakan otak dan kematian. Jika sembuh, penyakit ini sering memperlihatkan gejala sisa berupa kelumpuhan, tuli, bicara kurang bagus, keterbelakangan mental, dan lain-lain.

Untuk mengetahui penyakit ini, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Seperti pemeriksaan darah dan cairan otak yang diambil dari sumsum tulang belakang. ”Kesalahan yang terjadi pada masyarakat saat ini adalah mereka tidak mau melakukan pemeriksaan. Masyarakat beranggapan hal itu akan menyebabkan kelumpuhan. Padahal bila tidak cepat ditanggulangi, penyakit ini dapat berakibat fatal,” tukasnya.

Ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi) Prof. Dr. dr. Hasan Machfoed, SpS (K), MS, menjelaskan, ada beberapa kondisi yang membuat meningitis bisa disembuhkan. "Pertama, segera terapi. Kedua, diagnosanya tepat. Dan ketiga, obat yang diberikan juga tepat," ujar pria yang merupakan Guru Buru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).

Menurut Profesor Hasan, dalam pengobatan meningitis harus tepat karena penyakit ini bisa disebabkan ratusan kuman. Antibiotik yang diresepkan juga harus sesuai dengan kumannya. "Pengobatan yang efektif itu dua minggu. Misalnya saja tanggal 1 kena sampai tanggal 5 gejala-gejala muncul seperti panas, kejang, ngomong sering ngaco karena pikiran kacau. Sampai setengah bulan dia diobati (antibiotik)," ujarnya.

Namun Profesor Hasan mengingatkan, jika dalam dua minggu lebih pengobatan tidak efektif, maka pasien meningitis bisa memasuki masa gejala sisa (sequelae). Inilah yang harus diwaspadai. Gejala sisa itu biasanya muncul pada usia minggu kedua sampai sebulan.

"Kalau diberi antbiotik tapi tidak cocok, maka proses lanjutnya ada yang disebut gejala sisa. Gejala sisa itu macam-macam, bisa lumpuh, pikirannya kacau, pertimbangannya kacau. Ini yang susah disembuhkan," tegas Profesor Hasan.

Profesor Hasan juga tak lupa mengingatkan, gejala awal yang sering muncul dan tak disadari adalah kaku kuduk. Saat kondisi demikian, leher tak bisa ditekuk. Dagu tidak bisa ke dada. Selain itu ada beberapa gejala meningitis lainnya, diantaranya demam, tangan dan kaki dingin, nyeri otot, napas cepat, kulit pucat, dan ruam yang tidak memudar walaupun ditekan.

Adapun jenis meningitis ada dua, yakni viral meningitis dan meningitis bakteri. Penderita mengalami viral meningitis seperti sakit kepala, kelelahan dan kehilangan memori. Walapun jenis meningitis ini jarang mengancam jiwa, namun kebanyakan orang harus mendapatkan pemulihan total.

Selan itu, gejala jenis meningitis bakteri ialah adanya bercak dan kondisi seperti flu. Dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis. Kebanyakan orang yang menderita meningitis bakteri ini akan membunuh dalam hitungan jam. Jenis ini seringkali menyerang bayi dan anak-anak kecil.

Bakteri yang disebut-sebut bernama meningokokus ini dapat menyebabkan meningitis dan septicaemia (bakteri pathogen pembawa penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan berada di dalam darah). Pada tahap awal, gejala ini mirip dengan penyakit umum seperti flu, jadi waspada terhadap semua tanda-tanda dan gejala. Jika Anda mencurigai sesuatu, carilah segera bantuan medis. ins

Berikut jenis makanan yang bisa mengurangi peradangan pada selaput otak
Ikan kaya omega 3
Menurut University of Maryland Medical Center, makanan tinggi Omega 3 asam lemak dapat membantu mengurangi peradangan yang disebabkan oleh meningitis serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Makanan kaya vitamin C
Makanan yang tinggi vitamin C dapat melindungi Anda terhadap komplikasi serius jika Anda mengalami meningitis bakteri. Sifat antioksidan vitamin C membantu melawan radikal bebas yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikaitkan dengan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan dapat membantu dalam mengobati meningitis bakteri.

Yoghurt
Yoghurt yang mengandung probiotik dapat meningkatkan kesulitan pencernaan yang sering dikaitkan dengan meningitis. Probiotik dalam suplemen atau makanan dengan bakteri sehat juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melawan infeksi meningitis.

Orang yang Rentan Terkena Meningitis
Radang otak sangat mengancam nyawa seseorang, terutama bayi dan anak-anak. Tapi tak hanya bayi atau anak-anak, orang dewasa pun tak terlepas dari ancaman penyakit mematikan ini. Siapa saja yang rentan terkena radang otak dan apa gejalanya?

Seperti dilansir dari Mayoclinic, orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:

1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak, pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun.

Menurut data, sekitar 50 persen anak yang terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi, lamban dan retardasi mental.

2. Tinggal di hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat penduduk, siswa yang tinggal di asrama, personil di pangkalan militer atau anak-anak yang dititipkan di penitipan anak (day care) akan meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila sekelompok orang berkumpul.

3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan berisiko terkena.

4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan meningitis.

5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
Orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, maka bersiaplah terserang radang otak. Seperti bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan berat lahir rendah. bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit, orang yang sering terpapar asap rokok dan sering mengalami infeksi virus di saluran pernapasan, penderita penyakit kronis seperti kanker dan diabetes, penderita HIV, dan terakhir pengguna obat immunosuppresan juga lebih rentan terhadap meningitis.

Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis memiliki gejala yang berkembang selama 24 jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1 hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala dapat berkembang lebih lama.

Related Posts

0 komentar: